Senin, 31 Januari 2011

definisi perangkat lunak bebas


Untuk membantu membedakan antara perangkat lunak bebas dan perangkat lunak gratis, Richard Stallman, pendiri gerakan perangkat lunak bebas, menjelaskan: "Perangkat lunak bebas adalah perihal kebebasan, bukan harga. Untuk mengerti konsepnya, Anda harus memikirkan 'bebas' seperti dalam "kebebasan berpendapat", bukan 'bebas' dalam "bir gratis"..[3]
Menurut Richard Stallman dan Yayasan Perangkat Lunak Bebas, suatu perangkat lunak dikatakan perangkat lunak bebas jika pengguna yang menerima salinan perangkat lunak tersebut memiliki empat kebebasan yaitu:
  • Kebebasan 0: Bebas untuk menjalankan perangkat lunak untuk tujuan apapun.
  • Kebebasan 1: Bebas untuk mempelajari dan mengubah perangkat lunak.
  • Kebebasan 2: Bebas untuk menyalin perangkat lunak, sehingga Anda dapat membantu tetangga Anda.
  • Kebebasan 3: Bebas untuk memajukan perangkat lunak, dan merilisnya ke publik, sehingga komunitas dapat menikmati keuntungan tersebut.
Kebebasan 1 dan 3 membutuhkan akses atas kode sumber, karena tidak mungkin untuk mempelajari dan mengubah perangkat lunak tanpa kode sumbernya.
Kelompok lainnya telah mempublikasikan definisi lain yang menggambarkan hal yang hampir sama tentang perangkat lunak bebas. Panduan Perangkat Lunak Bebas Debian (Debian Free Software Guidelines) dan Definisi Sumber Terbuka (Open Source Definition) adalah contohnya.

contoh perangkat lunak


Contoh perangkat lunak bebas

Beberapa perangkat lunak bebas yang dikenal secara internasional:

open source 2


Perangkat lunak bebas (Inggrisfree software) adalah istilah yang diciptakan oleh Richard Stallman dan Free Software Foundation [1] yang mengacu kepada perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari dan diubah serta dapat disalin dengan atau tanpa modifikasi, atau dengan beberapa keharusan untuk memastikan bahwa kebebasan yang sama tetap dapat dinikmati oleh pengguna-pengguna berikutnya. Bebas di sini juga berarti dalam menggunakan, mempelajari, mengubah, menyalin atau menjual sebuah perangkat lunak, seseorang tidak perlu meminta izin dari siapa pun.
Untuk menjadikan sebuah perangkat lunak sebagai perangkat lunak bebas, perangkat lunak tersebut harus memiliki sebuah lisensi, atau berada dalam domain publik dan menyediakan akses ke kode sumbernya bagi setiap orang. Gerakan perangkat lunak bebas (free software movement) yang merintis perangkat lunak bebas berawal pada tahun 1983, bertujuan untuk memberikan kebebasan ini dapat dinikmati oleh setiap pengguna komputer.
Dengan konsep kebebasan ini, setiap orang bebas untuk menjual perangkat lunak bebas, menggunakannya secara komersial dan mengambil untung dari distribusi dan modifikasi kode sumbernya. Walaupun demikian setiap orang yang memiliki salinan dari sebuah perangkat lunak bebas dapat pula menyebarluaskan perangkat lunak bebas tersebut secara gratis. Model bisnis dari perangkat lunak bebas biasanya terletak pada nilai tambah seperti dukungan, pelatihan, kustomisasi, integrasi atau sertifikasi.
Perangkat lunak bebas (free software) jangan disalahartikan dengan perangkat lunak gratis (freeware) yaitu perangkat lunak yang digunakan secara gratis. Perangkat lunak gratis dapat berupa perangkat lunak bebas atau perangkat lunak tak bebas. Sejak akhir tahun 1990-an, beberapa alternatif istilah untuk perangkat lunak bebas digulirkan seperti "perangkat lunak sumber terbuka" (open-source software), "software libre", "FLOSS", dan "FOSS".
Saat ini, umumnya perangkat lunak bebas tersedia secara gratis dan dibangun/dikembangkan oleh suatu paguyuban terbuka. Anggota-anggota paguyuban tersebut umumnya bersifat sukarela tetapi dapat juga merupakan karyawan suatu perusahaan yang memang dibayar untuk membantu pengembangan perangkat lunak tersebut.

open source


umber terbuka (Inggrisopen source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.
Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.

Tugas Blog PTI ( mohammad hafidz,2010470045)

A.   Media Instalasi Ubuntu

Media Instalasi  merupakan media yang digunakan untuk menginstall distribusi-distribusi GNU/Linux termasuk Ubuntu. Pada dasarnya media instalasi yang dijelaskan disini digunakan juga oleh distribusi GNU/Linux lainnya.
Ada beberapa pilihan media instalasi yang dapat digunakan  untuk menginstall distribusi Ubuntu pada computer  anda yaitu :
1.       Media CD/DVD ROM
Media ini merupakan media instalasi yang paling populerdan menjadi media utama yang ditawarkan oleh pihak pengembang termasuk Ubuntu sendiri. Media ini diperoleh dengan cara request free CDs (Shipit) atau membeli dari pihak ketiga, bias juga download file ISO kemudian burn ke CD.
2.       Media Flash Disk
BIOS kompuer harus mendukung booting dari USB. Media falsh disk ini cocok untuk computer-komputer yang tidak memiliki CD/DVD drive seperti netbook yang banyak digunakan saat ini.
3.       Lainnya
Selain kedua media diatas ada beberapa media lainyang bisa digunakan seperti harddisk, FTP dan NFS.

B. Mengenal Partisi
                1.  Jenis Partisi GNU/Linux Ubuntu
Dilingkungan GNU/Linux dan sistem komputer umumnys dikenal tiga jenis partisi yaitu :
1.            Partisi Primary
Jenis partisi ini merupakan jenis partisi utama di hardisk untuk system operasi umunya. Partisi primary hanya bisa di buat maksimal 4 partisi, hal ini sangat berbeda dengan sistem DOS yang hanya mengijinkan satu jenis partisi primary untuk system. Jenis partisi ini menempati nomor partisi 1, 2, 3 dan 4.Misalnya hardisk sda bisa di buat sda1, sda2, sda3 dan sda4.
2.            Partisi Extended
Merupakan partisi perluasan untuk mengatasi kekurangan partisi primary dimana hanya dimungkinkan 4 partisi. Jika ingin memiliki partisi lebih dari 4 maka partisi extended dibutuhkan yaitu dengan cara mengorbankan satu jenis partisi primary digunakan oleh partisi logical untuk mendapatkan partisi extended ini nantinya dibuat partisi logical untuk mendapatkan partisi yang lebih banyak. Partisi extended tidak dapat +1 dari partisi primary. Misal ada 2 jenis partisi primary di hardisk sda maka posisi partisi extended adalah sda3.
3.            Partisi Logical
Jenis partisi logical selalu dibuat didalam partisi extended. Nomor partisi selalu mulai dari 5 sampai seterusnya. Misalnya ada 3 jenis partisi logical di sda maka masing-masing menempati sda5, sda6 dan sda7.
Pada penjelasan diatas digunakan jenis hardisk SCSI dimana hardisk SATA termasuk jenis ini di Ubuntu. Penampaan hardisk IDE tidak di bahas di sini karena ubuntu membaca hardisk sebagai SCSI.

C.   Perbandingan tablel partisi GNU / Linux dan DOS / Windows

Terpaksa harus membahas jenis partisi DOS / Windows dengan asumsi kebanyakan dari kita sudah terlanjur dari lingkungan tersebut.

Tabel Partisi GNU / Linux
Sda1
Sda2
Sda3
Sda5                   sda6                                   sda7
Contoh kasus hardisk posisi sda.
-          Partisi Primry ada 3 yaitu sda1, sda2 dan sda3
-          Partisi Extended pasti hanya satu menempati sda4 (bawah sda5, sda6, sda7)
-          Partisi logical ada 3 yaitu sda5, sda6 dan sda7

D.    Alokasi Partisi Ubuntu
               setelah mengenal jenis partisi di GNU/linux harusnya membaca table partisi sudah ada gambaran umum dan itu merupakan bekal agar anda tidak kehilangan data ketika melakukan partisi saat proses instalasi  Ubuntu. Sangat disarankan sebelum melakukan partising sebaiknya dan seharusnya data-data menghindari kehilangan data yang banyak dialami oleh pemula.
Untuk proses instalasi Ubuntu, dibutuhkan minimal dua partisi / (baca root) dan swap.
/                merupakan partisi system utama Ubuntu, mudahnya jika anda menginstal Windows maka / adalah drive C. untuk space Ubuntu desktop direkomendasikan 4GB dengan asumsi untuk
Systm saja.
Swap     merupakan partisi yang disisipkan sebagai cadangan ketika memory komputer full maka sebagian pekerjaan dialihkan ke swap ini. Swap secara teori 2xspace RAM. Ini berlaku saat RAM maksimal 512MB, jaman sekarang 1024MB untuk swap sudah termasuk besar sekali.
Dengan  kedua partisi diatas maka ubuntu sudah memenuhi kriteria untuk di install dikomputer masing-masing. Berikut tabel partisinya:
Sda1
Sda2

Kedua partisi menggunakan jenis partisi primary.
Sda1                                      swap
Sda2        mount point     /
Jika anda senang dengan membagi-bagi partisi sesuai kegunaannya di Ubuntu bahkan lebih fleksibel. Setiap direktori dibawah / misalnya /boot, /home, /var dan lainya bisa dibuatkan partisi sendiri. Bahkan anda bisa membuat partisi /data sendiri. Yang perlu diperhatikan hanyalah mount point dari masing-masing partisi.
Mount point adalah titik mount yaitu partisi dikaitkan dipoint tertentu seperti /data, /media, /cdrom dan sejenisnya. Misalnya saya membutuhkan partisi sendiri untuk /home dan /data, dimana /home dialokasikan untuk mengamankan data-data user dan /data digunakan untuk menyimpan data-data yang bisa diakses oleh semua user.
Untuk besar space alokasi partisi sesuai kebutuhan saja, tidak ada patokan khusus yang direkomendasikan. Umumnya komputer Windows terdiri dari dua partisi yaitu C dan D. jika ada partisi E maka lebih baik mengorbankan partisi tersebut jika spacenya cukup besar partisi E yang diresize. Kesimpulanya gunakan partisi logical terakhir untuk menginstall Ubuntu jika anda masih saying sama Windows.
Perhatikan contoh kasus dibawah ini.
C
D

Untu alas an fleksibelitas korbankan sebagian space partisi D untuk Ubuntu dengan cara rezise partisi menggunakan disk manejemen bawaan Windows ataupun software semisal partition magic. Tabel partisi yang terbentuk nantinya sebagai berikut:
C
swap

                           D

Keterangan tabel partisi.
Sda1        C Windows
Sda2        Extended
Sda5        D Windows
Sda6        Swap
Sda7        /

E.    Menyiapkan partisi untuk Ubuntu
Pembahasan point 1 dan 2 diatas sebagai penggantar teori saja agar anda bisa memahami partisi yang ada dikomputer anda. Konsepnya sangat sederhana, sipakan satu partisi kosong untuk membuat partisi yang akan ditempati swap dan / yang akan dibuat saat proses instalasi Ubuntu.
Pilihan menggunakan aplikasi manejemen partisi apapun kembali kepilihan masing-masing karena harus dieksekusi di Windows sebagai wilayah kerja anda saat ini. Jika diks manejemen bawaan Windows yang anda install tidak mendukung resize partisi anda bisa menggunakan EASEUS Partition Master yang versi Home Edition.

Jenis ini free digunakan sampai tulisan ini dibuat.

C
                D                                                  ubuntu

Kosongkan saja partisi untuk Ubuntu seperti gambar diatas. Selanjutnya anda bisa menginstall Ubuntu yang nantinya ditempatkan partisi kosong tersebut. Jika anda ingin menggunakan aplikasi menejemen partisi bawaan Ubuntu (Gparted) di mode live CD.

F.    Instalasi Ubuntu Desktop 10.04 LTS
Sebelum menginstall Ubuntu ada baiknya kita melakukan beberapa persiapan, khususnya yang akan menjadikan komputer dual boot sistem operasi Ubuntu dan sistem operasi lainnya. Langka-langka standard yang dilakukan sebagai berikut:
1)            Mencatat perangkat keras yang terpasang pada komputer kita khususnyya VGA, LAN adapter, device wireless.
2)            Mempersiapkan partisi hardisk.
·         Membuat partisi baru untuk menginstall Ubuntu Desktop, untk lingkungan Windows dapat menggunakan partition Magic dan sejenisnya tapi sebelumnya melakuan perubahan partisi disarankan untuk melakukan Defrag bisa menggunakan Auslogic Disk Defrag (applikasi free yang cukup power full).
·         Setelah melakuan Defrag maka proses selanjutnya membuat partisi baru, disini menggunakan aplikasi bawaan Ubuntu yaitu Gpared.
a)      Masukkan CD Ubuntu dan boot awal pada DVD /CD maka akan tampak tulisan Ubuntu. Tunggu hingga terlihat menu install dan tulisan Welcome serta pilih bahasa, Try Ubuntu 10.04 dan install Ubuntu 10.04.
b)      Pilih Try Ubuntu 10.04 (live CD) hingga masuk ke desktop Ubuntu, kemudian pilih System-> Administration-> GParted. Maka akan muncul Windows Gparted dengan fitur menu seperti pada aplikasi Partition Magic.
c)       Pilih partisi yang akan diubah. Kemudian pilih partisi /dev /sda5, setelah itu klik kanan pada /dev /sda5 dan pilih “Reside/Move” maka akan tampil pilihan dan kit tinggal merubah ukuran partisi yang kita pilih.
d)      Tahap selanjutnya adalah mengklik gambar checklist yang berwarna hijau untuk melakjukan perubahan ke Hardisk. Bila peringatan seperti ini kita Apply dan dilanjutkan proses sampai complete.
e)      Kemudian keluar dari aplikasi GParted dan bisa lansung menginstall Ubuntu ataupun restart untuk meyakinkan bahwa partisi sudah benar-benar sukses.
3)            Instalasi Ubuntu sendiri sebetulnya ada beberapa cara yaitu dari melalui media CD, USB flash dan yang lainnya. Disini saya mencoba memberikan contoh instalasi Ubuntu menggunakan media CD.
·         Pertama-tama silahkan booting melalui CD setelah tampilan muncul maka kit bisa memilih lansung menginstall Ubuntu atau melakukan live CD.
·         Karena menggunakan live CD maka yang dipilih adalah Try Ubuntu 10.04
·         Setelah tampil gambar desktop kita akan melihat dua icon yaitu Example dan Install Ubuntu 10.04.
·         Klik Install Ubuntu 10.04 dan akan terlihat tmpilan gambar untuk memilih bahasa.
·         Bahasa yang dipilih adalah English kemudian klik forward dan Ubuntu akan menyesuaikan jam dengan yang ada dikompuer.
·         Kemudian kita akan diminta untuk mensetting keyboard yang kita pakai bias any standart keyboard yang digunakan adalah USA sehingga tidak perlu dirubah namun kita dapat mencoba apakah keyboard yang dipakai dapat dikenali dengan baik atau tidak, dengan mencoba tombol-tombol yang ada di keyboard.
·         Selanjutnya kita akan diminta untuk memilih dimana Ubuntu akan diInstall,
·         Setelah dipilih specify partition manually (advanced) maka akan tampil gambar dimana terlihat 3 partisi /dev/sda1, /dev/sda5 dan free space.
·         Kemudian dilanjutkan dengan membuat user
·         Dan yang terakhir adalah setingan yang telah kita buat untuk Ubuntu yang akan kita install bila ada ketidaksesuaian kita bisa kembai untuk memperbaikinya dengan tombol back, namun bila anda sudah yakin maka silahkan klik install.
·         Proses instalasinya sendiri berlansung hingga 30-60 menit tergantung spesifikasi komputer, menggunakan komputer Pentium 4 1,6 Ghz, RAM 512 membutuhkan waktu kira-kira 30 menit.
·         Bila proses selesai maka akan ada pemberitahuan apakah akan melanjutkan live CD atau merestart komputer.
·         Kemudian selamat menikmati Ubuntu.